You got this annoying message:
An error occurred while loading http://localhost
Could not connect to host http://localhost
when using Konqueror (at least in Kubuntu)? You got to do this:
1. Go to Settings > Configure Konqueror > Cache
2. Uncheck "Use cache" then OK
3. Done!
Now you can browse localhost and run your PHP codes using Konqueror without network connection.
Through this blog I hope I can share something and help others and of course learn something. Don't hesitate to ask me OK!
Thursday, October 30, 2008
Tuesday, October 7, 2008
Kecepatan processing text dengan menggunakan bahasa Perl ternyata sangat dahsyat. Gak heran dulu waktu kuliah Information Retrieval, dosennya nyaranin pake bahasa Perl ke para mahasiswanya.
Sensasi ini gw rasakan pada sekitar tanggal 23 September, saat iseng-iseng memporting Parser project Quran di Drupal dari Shell script ke Perl. Saat itu merupakan pertama kalinya gw dan Perl berkomunikasi (baca: ngoding). Ternyata lompatannya sangat jauh. Mungkin ada yang bilang: "Ya iya lah, Shell script mau dibandingin sama Perl". Ya emang dasarnya gw gak niat membandingkan, cuma ingin mempercepat proses aja dengan bahasa Pemograman yang langsung didukung oleh Linux. Daripada porting ke Python, lebih baik ke Perl yang sudah banyak dipakai di bidang text processing.
Kira-kira kecepatan Shell script dalam memproses 114 ayat al-Quran itu adalah 120 detik, sedangkan Perl hanya 1 detik. Ya begitu lah, 120:1.
Pernah juga pakai Ruby untuk memproses xml dengan libxml Ruby tapi kasusnya tidak sama. Cepat juga sih.
Jadi Perl ini bahasanya mirip PHP, Javascript dan Ruby. Nama variabelnya mirip PHP, method scopingnya mirip Javascript dan conditioningnya mirip Ruby (if nya bisa ditaro di belakang dan juga punya unless)
Nambah pengalaman lah :D
Sensasi ini gw rasakan pada sekitar tanggal 23 September, saat iseng-iseng memporting Parser project Quran di Drupal dari Shell script ke Perl. Saat itu merupakan pertama kalinya gw dan Perl berkomunikasi (baca: ngoding). Ternyata lompatannya sangat jauh. Mungkin ada yang bilang: "Ya iya lah, Shell script mau dibandingin sama Perl". Ya emang dasarnya gw gak niat membandingkan, cuma ingin mempercepat proses aja dengan bahasa Pemograman yang langsung didukung oleh Linux. Daripada porting ke Python, lebih baik ke Perl yang sudah banyak dipakai di bidang text processing.
Kira-kira kecepatan Shell script dalam memproses 114 ayat al-Quran itu adalah 120 detik, sedangkan Perl hanya 1 detik. Ya begitu lah, 120:1.
Pernah juga pakai Ruby untuk memproses xml dengan libxml Ruby tapi kasusnya tidak sama. Cepat juga sih.
Jadi Perl ini bahasanya mirip PHP, Javascript dan Ruby. Nama variabelnya mirip PHP, method scopingnya mirip Javascript dan conditioningnya mirip Ruby (if nya bisa ditaro di belakang dan juga punya unless)
Nambah pengalaman lah :D
Subscribe to:
Posts (Atom)